Gigi Putih Belum Tentu Sehat
Memiliki gigi putih bersinar seperti yang sering tampak dalam iklan pasta gigi menjadi dambaan banyak orang, padahal gigi yang berwarna gelap pun masih bisa ditoleransi karena yang terpenting adalah kebersihannya, tidak ada karang gigi atau pun lubang.
Menyikat gigi merupakan pertahanan nomor satu masalah gigi. Paling sedikit kita harus menyikat gigi sehabis sarapan dan sebelum tidur di malam hari. Menggosok gigi jika dikerjakan dengan benar dapat membuang bakteri dan plak yang paling berperan dalam semua masalah gigi.
Akan tetapi menurut data Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2007, baru 7 persen penduduk yang berperilaku menyikat gigi dengan benar. Ditemukan pula angka keperawatan gigi yang sangat rendah, terjadinya keterlambatan perawatan gigi dan kerusakan gigi yang sebagian besar berakhir dengan pencabutan.
Cara menyikat gigi yang tidak benar, seperti menggosok terlalu keras atau menggosok gigi dengan sikat yang sudah mekar, menurut drg.Zaura Anggraini tidak ada gunanya. "Bulu sikat yang sudah mekar itu juga tidak efektif dalam membersihkan gigi sehingga masih banyak sisa makanan dan bakteri yang tertinggal," kata dokter yang diakrab disapa Rini itu.
Menyikat gigi yang benar adalah memegang sikat dengan gagang dalam telapak tangan sementara jempol diluruskan untuk bertindak sebagai penahan. Cara memegang sikat seperti ini membentuk sudut sedemikian rupa sehingga bulu-bulunya mencapai gusi dan sebelah bawah gusi selain permukaan gigi.
Perlahan, gosokkan sikat gigi dengan gerakan ke depan ke belakang pendek-pendek, tiga gigi saja sekali sikat. Kemudian dengan gerakan memutar pergelangan sedikit, sapukan sikat gigi ke bagian samping gigi untuk membersihkan kotoran dan bakteri dari garis gusi.
Dokter Rini menambahkan, anak-anak perlu diajari cara menyikat gigi yang benar. "Anak-anak biasanya hanya menggosok gigi bagian depan saja, padahal yang mudah berlubang adalah bagian gigi belakang," papar ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia itu.
Proses pembersihan gigi yang tidak tuntas sampai ke seluruh permukaan gigi akan menyebabkan timbulnya plak atau koloni kuman yang melekat erat pada permukaan gigi dan gusi. Plak tersebut tidak akan bisa hilang hanya dengan berkumur memakai obat kumur dan harus dibersihkan dengan menyikat gigi.
"Kuman-kuman itu mengeluarkan zat asam yang menyebabkan gigi berlubang," paparnya di sela acara pancanangan Bulan Kesehatan Gigi Nasional di Bandung, Jawa Barat, Senin (12/9/11).
Jika sudah terbentuk plak, lama kelamaan akan menjadi karang gigi dan kita harus membersihkannya di dokter gigi. "Menyikat gigi sudah tidak mempan untuk mengatasi karang gigi, makanya lebih baik dicegah dengan menyikat gigi yang benar," imbuhnya.
Menyikat gigi merupakan pertahanan nomor satu masalah gigi. Paling sedikit kita harus menyikat gigi sehabis sarapan dan sebelum tidur di malam hari. Menggosok gigi jika dikerjakan dengan benar dapat membuang bakteri dan plak yang paling berperan dalam semua masalah gigi.
Akan tetapi menurut data Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2007, baru 7 persen penduduk yang berperilaku menyikat gigi dengan benar. Ditemukan pula angka keperawatan gigi yang sangat rendah, terjadinya keterlambatan perawatan gigi dan kerusakan gigi yang sebagian besar berakhir dengan pencabutan.
Cara menyikat gigi yang tidak benar, seperti menggosok terlalu keras atau menggosok gigi dengan sikat yang sudah mekar, menurut drg.Zaura Anggraini tidak ada gunanya. "Bulu sikat yang sudah mekar itu juga tidak efektif dalam membersihkan gigi sehingga masih banyak sisa makanan dan bakteri yang tertinggal," kata dokter yang diakrab disapa Rini itu.
Menyikat gigi yang benar adalah memegang sikat dengan gagang dalam telapak tangan sementara jempol diluruskan untuk bertindak sebagai penahan. Cara memegang sikat seperti ini membentuk sudut sedemikian rupa sehingga bulu-bulunya mencapai gusi dan sebelah bawah gusi selain permukaan gigi.
Perlahan, gosokkan sikat gigi dengan gerakan ke depan ke belakang pendek-pendek, tiga gigi saja sekali sikat. Kemudian dengan gerakan memutar pergelangan sedikit, sapukan sikat gigi ke bagian samping gigi untuk membersihkan kotoran dan bakteri dari garis gusi.
Dokter Rini menambahkan, anak-anak perlu diajari cara menyikat gigi yang benar. "Anak-anak biasanya hanya menggosok gigi bagian depan saja, padahal yang mudah berlubang adalah bagian gigi belakang," papar ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia itu.
Proses pembersihan gigi yang tidak tuntas sampai ke seluruh permukaan gigi akan menyebabkan timbulnya plak atau koloni kuman yang melekat erat pada permukaan gigi dan gusi. Plak tersebut tidak akan bisa hilang hanya dengan berkumur memakai obat kumur dan harus dibersihkan dengan menyikat gigi.
"Kuman-kuman itu mengeluarkan zat asam yang menyebabkan gigi berlubang," paparnya di sela acara pancanangan Bulan Kesehatan Gigi Nasional di Bandung, Jawa Barat, Senin (12/9/11).
Jika sudah terbentuk plak, lama kelamaan akan menjadi karang gigi dan kita harus membersihkannya di dokter gigi. "Menyikat gigi sudah tidak mempan untuk mengatasi karang gigi, makanya lebih baik dicegah dengan menyikat gigi yang benar," imbuhnya.
Sumber : Kompas Health
Baca Juga :
0 comment:
Posting Komentar